Hari ini seru banget. Kemarin diajak
Meydi buat nyari tugas Ekowisata di Desa Wisata Tenganan, Karangasem. Awalnya sih,
agak males kemana-mana, tapi keingat sama quote yang dikasih sama Pak Sukana
(dosen marketing), “to be wise, a man
should read ten thousand books and travel ten thousand miles”, akhirnya aku
mutusin untuk pergi aja deh. Hitung-hitung, aku belum pernah ke sana dan siapa
tahu bisa dapat ide untuk PL3 di sana. hehe
Perjalanan kita ke Tenganan cukup
panjang dan melelahkan dan panas banget pastinya, tapi tetap aja seru. Kami kesana
berenam orang (aku, Inten, Rama, Ririn, Meydi & Yudha [cowoknya
Meydi]). Perjalanan
kami mulai dengan saling tunggu-tungguan, soalnya waktu keberangkatannya
simpang siur dan berubah terus. Maklum kita-kita masih ababil, jadi mutusin
waktu untuk pergi juga gag pasti. Wkwkwkwk. Awalnya kita rencana pergi jam 8,
trus berubah lagi ke jam 10, trus balik lagi ke jam 8, tapi kenyataannya kita
berangkat jam 9 (terlihat jelas, manusia boleh berencana, tapi tetap Tuhan yang
menentukan). Hahaha
Perjalanan yang kami tempuh dari
Denpasar ke Tenganan sekitar 2 jam, itu udah plus sama singgah sana dan sini
plus nanya-nanya orang juga letak desa wisata ini, padahal si Meydi udah sering
ke sana buat nyari tugas loh #hadeuh,, Meydi, Meydi. Nanti kalo ke sana lagi
udah harus hafal loh, jangan lupa. Awass yaa# hahaha. Tapi, untunglah akhirnya
bisa ketemu juga.
Sesampai di sana, langsung
melakukan proses seperti yang biasanya dilakukan oleh para peneliti, yupss,,
nyetor surat ijin biar bisa melakukan penelitian di situ dan yang paling
penting biar bisa masuk gratis. Hahaha. Ternyata tanpa surat ijin pun emang free masuk ke Tenganan kok. Wkwkwkw
Pas masuk ke desanya, kita
langsung disuguhkan oleh penampilan asli dari Bali. Jadi, kalo mau lihat Bali
yang benar-benar asli, come on
kunjungi desa ini, guys. Recommended banget buat kalian yang
penasaran sama the real Bali appearance
years ago. Bangunan rumah yang ada di desa ini saja sangat tradisional
banget. Kata si Ririn, salah satu ciri khas perempuan di Tenganan ini memiliki
rambut panjang. Aku jadi curiga nih, jangan-jangan si Inten orang asli Tenganan
lagi, soalnya rambutnya panjang banget. Hahahaha #peace, Ten#
Tujuannya ke sana kan mau nyari
tugas dan wawancara pihak pengelola. Ehh, ternyata pengelolanya lagi rapat gitu
deh, akhirnya kita duduk menunggu di halaman depan. Karena bosan menunggu, kami
(kecuali Meydi & Yudha) jalan-jalan keliling desa Tenganan untuk
lihat-lihat dan foto-foto pastinya. Hhahaha. Setelah keliling-keliling,
akhirnya kita ketemu satu spot yang keren banget buat berfoto. Bukan hanya itu
aja, ternyata kita ketemu gaya baru buat berfoto, yaitu gaya superhero mau
terbang gitu deh. Haha. Gaya itu tercipta karena tiba-tiba teringat sama gaya
foto tamu Jepang yang pernah kita temenin dulu. Hahahaha
Setelah udah lelah berfoto, kita
balik ke posisi semula, ternyata si Meydi & Yudha udah gag di posisi
semula, mereka udah masuk dan terlihat sedang berbincang serius dengan sang
Bapak pengelola. Tidak lama kemudian, mereka pun selesai berbincang dan kami
segera melanjutkan perjalanan. Tujuan kami selanjutnya adalah *eng ii eng* cari
makan. Sumpah, lapar banget loh, soalnya gag sempat makan sebelum berangkat
tadinya. Dan tempat makan yang kami pilih adalah ayam betutu dan babi guling.
#hmmm,, yummy. Slurrrrpppp# Karena sudah sangat lapar, makanan yang dipesan pun
habis dalam sekejap mata. Hahaha
Perut sudah terisi penuh, berarti
the journey must goes on. Tujuan kita
selanjutnya adalah pantai. Yaa,, everyone
likes beach, I guess. So do we!!!
Udah jauh-jauh ke Karangasem, kayaknya kurang afdol deh kalo gag ke Blue Lagoon
atau Virgin Beach yang terkenal itu. Akhirnya kita memilih ke Virgin Beach. Seperti
perjalanan sebelumnya. Ternyata ke Virgin Beach juga kita harus tanya-tanya
orang juga. hehe. Tapi, gag apa-apa. Malu bertanya kan sesat di jalan. Hahaha
Singkat cerita perjalanan
panjang, akhirnya kita bisa ketemu juga petunjuk arah ke Virgin Beach nya. Masuk
ke jalan tersebut awalnya lancar-lancar aja sih. Tapi, pas skitar 250 meter
sebelum sampai di pantainya, ternyata jalannya belum aspal, masih berbatu dan
cukup terjal. Aku degdegan banget, tapi si Inten yang nyetir biasa aja. But, no matter how hard the way, in the end
we can see how beautiful the secret within. Terbayar sudah rasa lelah
sepanjang hari itu saat mata dimanjakan dengan keindahan Virgin Beach. Rasanya seperti
menemukan surga yang tersembunyi. Deburan ombak, pasir putih, awan biru, pulau
karang dan semuanya yang terlihat sejauh mata memandang, telah menghipnotis
kami terlelap dalam keindahan.
Dengan tidak berlama-lama lagi,
kamipun mulai berfoto-foto karena itu merupakan agenda yang tidak boleh
terlewatkan sedikitpun. Berfoto saja sebenarnya tidak cukup bagi kami. Hasrat untuk
berendam sangat besar, sayangnya kami tidak membawa pakaian ganti. Jadi,
keinginan untuk mandi laut dipending dulu ya. Haha
Setelah lelah berfoto dengan
berbagai macam pose, akhirnya kami pun harus kembali ke dunia yang sebenarnya. Perjalanan
pulang, kami lalui dengan melewati rute yang sama ketika datang. Di perjalanan,
rasa kantuk pun mulai melanda ku. Entah kenapa, penyakit itu selalu saja datang
menghinggapiku. Huaahhhh. Tiba-tiba di tengah perjalanan, di depan mata kami
(aku & Inten) terjadi kecelakaan yang benar-benar membuat kami kaget. Bagaimana
tidak, seorang bapak separuh baya jatuh dari motor yang dikendarainya karena
tersenggol oleh truk yang melaju kencang. Bapak ini tergeletak di tepi jalan
dengan posisi tengkurap. Jujur, kami berdua sempat shock dan tidak tau harus berbuat apa-apa. Masalahnya, truk itu
melanjutkan perjalanannya begitu saja. Akhirnya kami menghentikan perjalanan
sebentar untuk berusaha membantu bapak ini. Sambil Inten berusaha membangunkan
bapak tersebut, saya mencoba cari pertolongan lain dengan menghentikan kendaraan
yang lewat dijalan itu, karena tidak ada yang berhenti untuk menolong bapak itu
selain kami berdua saja. Beberapa pengguna jalan yang saya mintai tolong, tidak
ada yang mau menolong dan lewat begitu saja. Sampai ada seorang bapak dan
istrinya yang berhenti dan mencoba menolongnya, barulah berdatangan orang lain
untuk juga membantu. Syukurlah ada sebuah mobil pick up yang lewat dan membantu untuk membawa bapak itu ke rumah
sakit terdekat. Sebenarnya saya sangat khawatir dengan keadaan bapak itu,
karena saat kecelakaan tadi, keluar darah dari mulutnya dan terlihat dia
mengalami benturan yang sangat keras. Semoga bapak itu akan baik-baik saja dan
bisa ditangani dengan baik. *amin*
Setelah itu, kami melanjutkan
perjalanan kami kembali. Sesampai di Denpasar, aku berinisiatif untuk mampir
makan jagung di Renon. Akhirnya kamipun mampir dan mengajak Rama & Ririn
yang sudah terlebih dahulu sampai di kampus untuk makan bersama. Sebenarnya sudah sejak
lama kami merencanakan untuk makan jagung di tempat itu, namanya Jagung Sion. Dan
tadi kesampaian juga makan bareng teman-teman ku ini di situ. Hehe
Akhirnya, perjalanan panjang kita
hari ini ditutup dengan makan jagung bersama. Yeeeyyyy
Oke guys, sampai jumpa di
perjalanan selanjutnya ya!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar