Jumat, 07 Maret 2014

F.R.I.E.N.D.S



Every Now And Then
We Find a Special Friend
Who Never Lets Us Down
Who Understands It All
Reaches out Each Time You Fall
You're The Best Friend That I've found

I Know You Can't Stay
A Part of You Will Never Ever Go Away
Your Heart Will Stay

I'll Make a Wish for You
And Hope It Will Come True
That Life Would Just Be Kind
To Such a Gentle Mind
If You Lose Your Way
Think Back On Yesterday
Remember Me This Way

I Don't Need Eyes to See
The Love You Bring To Me
No Matter Where I Go
And I Know That You'll Be There
Forever More a Part of Me, You're Everywhere
I'll always Care

And I'll Be Right behind Your Shoulder Watching You
I'll Be Standing by Your Side and All You Do
And I Won't Ever Leave
As Long As You Believe
You Just Believe


Familiar gag sama kalimat-kalimat di atas? Coba tebak. Itu apa hayoo? Puisi? Lirik lagu? Prosa? Pantun? Apaan sih? (KEPO ya?) hahaha
Yupps,, itu adalah lirik lagu yang dinyanyiin oleh Jordan Hill, judulnya Remember Me This Way. Lagu itu merupakan sound track dari film Casper.
Tapi, lagu ini pertama kali aku dengar saat audisi Indonesian Idol 2014, waktu itu dinyanyiin oleh salah satu kontestan asal Makasar, yaitu Yunita Nursetia.
Gilaaaa…. Baru pertama kali dengar aja aku udah jatuh cinta banget sama lagu ini. Alhasil, saat itu juga langsung aku download MP3 nya dan memutarnya berkali-kali di playlist ku sampai hafal liriknya. Hehehe

Keingintahuanku gag sampai disitu saja. Saking penasarannya, aku search film Casper dan cari pas di part mana sih lagu ini dinyanyikan. Ternyata, lagunya diputar saat sang cewek harus berpisah dengan si Casper yang menjadi manusia, namun pertemuan mereka hanya sebentar, karena si Casper harus kembali ke dunianya. Aku baru tau kalo ceritanya seperti itu. (maklum,,, aku gag tau kalo ternyata Casper ada life action nya dan bahkan cartoon nya aja tidak ku tonton sampai selesai) hahahaha

Tapi, terlepas dari ketidaktahuan dan rasa penasaran ku itu, aku teringat akan sahabat-sahabat ku. Trus??? Ya udah, lagu itu dan postingan ini aku dedikasikan buat sahabat-sahabat ku. Moga-moga mereka baca ya. #mupenggggggg#
Siapa aja sahabat-sahabat yang ku maksud? Sahabat ku banyak loh. Lebih dari satu pokoknya. Hahaha. Ada sahabat dari jaman SMA dan ada juga sahabat yang aku temukan saat kuliah (ceileehhh,, ditemukan? Kayak apa aja. #LOL#)

Dulu jaman SMA aku punya 4 orang sahabat, jadi cerita nya waktu itu lagi in banget sinetron Kepompong. Akhirnya dibentuklah kayak geng-geng gitulah dengan nama Chrysalis Crew, yang mana kalo diterjemahin ke Bahasa Indonesia, artinya Kepompong… #LOL# Gag ada niat untuk disama-samain sih, soalnya jelas aja bedaaaa banget…. Hahahaha.

Yaa,, aku gag mau cerita banyak soal sahabat SMA ku dulu, soalnya focus postingan ku saat ini adalah sahabat yang aku temukan di bangku kuliah ini.
Yuppss,, tapi aku gag tau harus mulai cerita nya dari mana. Soalnya aku juga gag tau sejak kapan kita bersahabat. Yang aku tau sih, kalo jalan sama mereka, aku merasa nyaman-nyaman aja. Karena bagiku kenyamanan merupakan salah satu criteria sahabat, jadi aku sebut mereka sahabat. Tapi aku coba ingat-ingat kembali prosesnya ya. Hehe

Dulu sejak awal masuk kuliah, aku punya teman nama nya Sri. Dia asalnya dari Jakarta. Sekitar 2 semester kita berteman sangat dekat, saking dekatnya kehidupan di kampus kita selalu bersama, dan bisa dibilang dunia hanya milik berdua. Sampai mungkin akhir semester 2, Sri kembali ke Jakarta dan pindah kuliah di sana. Aku tidak tau apa alasan jelasnya kenapa dia pindah, tapi setelah kepindahannya itu, aku menjalani kehidupan kampus seorang diri. Bukan karena teman-teman lain tidak mau berteman dengan ku, tapi karena saat itu aku belum bisa beradaptasi dengan teman lain selain Sri. (so sweet banget yeey) But, life must go on…

Yaaa,, sampai akhirnya aku berteman dekat dengan Inten sampai saat ini. Sebenarnya sih aku sudah kenal Inten sejak kersos. Tapi, kita gag terlalu dekat waktu itu. Tapi, kemudian semakin hari pertemanan kita semakin erat. Kita sering ke kampus bareng dan selalu pulang bareng, kerja tugas bareng, dan kemana-mana selalu bareng. Kalo ada saat aku sendiri yang terlihat di kampus, pasti selalu ditanya, Inten mana? Begitu pun sebaliknya. (Kayak pinang di belah sensor)hahahaha

Sampai pada saat Penelitian Lapangan 2, kita dapat lokasi penelitian di Ubud. Waktu itu anggota kelompok kami ada Aku, Inten, Rama, Yuni dan Yano. Kedakatan kami di kelompok ini semakin intens karena mengharuskan kami untuk selalu bersama-sama terus di lapangan dan membuat laporan. (terutama Aku, Inten, Rama dan Yuni)

Sampai saat ini kami masih nyaman bersahabat dengan baik. Banyak hal yang kami lakukan bersama. Selalu kerja tugas bersama, selesai ngampus nyari tempat tongkrongan baru (kalo gag dapat tempat tongkrongan, nongkrong di kos ku atau kos Yuni deh…hahaha), pokoknya selalu bareng-bareng deh. Yang beda di sini, semuanya jomblo dan Cuma Yuni doing yang udah punya pacar (ah,, Yuni gag kompak deh)wkwkwkwkwkwk. Alhasil, Yuni selalu di bully. Aneh ya, dimana-mana justru orang yang jomblo yang dibully, eh nih malah kebalik lagi..hahaha (itulah uniknya persahabatan kami) (^O^)

Pokoknya gag peduli nanti kita akan terpisah oleh ruang dan waktu, yang penting kita tetap akan bersahabat selamanya.
Here we are (^0^)







 Real Friends Treat You Like Family

Kamis, 06 Maret 2014

POVERTY TRAUMATIC



I don’t know what is in my mind right now. But, after the dinner with Miss Adele from Thailand was over, I always remember what she said about trauma, especially poverty traumatic. I have no idea what is the action to do for lost that trauma, but for sure I know the impact of that trauma is so complete, such as lack of confidence, feel not precious, and not believe in their dreams. I think there is yet another impact that unable to mention.

Generally, people just thinking to erase the poverty and make welfare but, they are forget to think about how to losing someone traumatic of poverty, mostly for children. They can’t handle their trauma so we can see many children living in uncontrolled condition and emotion. For example, children are the doer of criminal somewhere. They were doing that because they are in under poverty pressure.

Poverty that I meant is substandard living condition especially in economic aspect. Even though poverty is not just about economic actually, but it’s visible the most. Economic aspect influences most of the other aspects. As we know that many kind of poverty that people often talking about is opposite of economic, non-economic. Condition of non-economic such as oppress system, lack the access of social service, incapability, damage identity, relationship dynamic in community and spiritual dynamic.

Ok, back to the topic that I meant. When we know about those impacts, what would we do? I think now is the best time to think what actions that we must to do. Not only erase the poverty but also heal the traumatic itself. Firstly, we must sensitive to people around us, because not all people can show what they feeling. So we should understand their gestures. Who knows their heart so fear for something? Then, respect and care each other. No matter who you are, please do both of short steps and look the result. We can cut down the traumatic. I believe it and I’ll try. When you do it unceasing, increasingly many children will soon heal.

“A Child May Be Born Into Poverty but Poverty Is Never Born Into a Child”