Jumat, 04 April 2014

My version of today's journey



Hari ini seru banget. Kemarin diajak Meydi buat nyari tugas Ekowisata di Desa Wisata Tenganan, Karangasem. Awalnya sih, agak males kemana-mana, tapi keingat sama quote yang dikasih sama Pak Sukana (dosen marketing), “to be wise, a man should read ten thousand books and travel ten thousand miles”, akhirnya aku mutusin untuk pergi aja deh. Hitung-hitung, aku belum pernah ke sana dan siapa tahu bisa dapat ide untuk PL3 di sana. hehe

Perjalanan kita ke Tenganan cukup panjang dan melelahkan dan panas banget pastinya, tapi tetap aja seru. Kami kesana berenam orang (aku, Inten, Rama, Ririn, Meydi & Yudha [cowoknya Meydi]). Perjalanan kami mulai dengan saling tunggu-tungguan, soalnya waktu keberangkatannya simpang siur dan berubah terus. Maklum kita-kita masih ababil, jadi mutusin waktu untuk pergi juga gag pasti. Wkwkwkwk. Awalnya kita rencana pergi jam 8, trus berubah lagi ke jam 10, trus balik lagi ke jam 8, tapi kenyataannya kita berangkat jam 9 (terlihat jelas, manusia boleh berencana, tapi tetap Tuhan yang menentukan). Hahaha

Perjalanan yang kami tempuh dari Denpasar ke Tenganan sekitar 2 jam, itu udah plus sama singgah sana dan sini plus nanya-nanya orang juga letak desa wisata ini, padahal si Meydi udah sering ke sana buat nyari tugas loh #hadeuh,, Meydi, Meydi. Nanti kalo ke sana lagi udah harus hafal loh, jangan lupa. Awass yaa# hahaha. Tapi, untunglah akhirnya bisa ketemu juga.

Sesampai di sana, langsung melakukan proses seperti yang biasanya dilakukan oleh para peneliti, yupss,, nyetor surat ijin biar bisa melakukan penelitian di situ dan yang paling penting biar bisa masuk gratis. Hahaha. Ternyata tanpa surat ijin pun emang free masuk ke Tenganan kok. Wkwkwkw

Pas masuk ke desanya, kita langsung disuguhkan oleh penampilan asli dari Bali. Jadi, kalo mau lihat Bali yang benar-benar asli, come on kunjungi desa ini, guys. Recommended banget buat kalian yang penasaran sama the real Bali appearance years ago. Bangunan rumah yang ada di desa ini saja sangat tradisional banget. Kata si Ririn, salah satu ciri khas perempuan di Tenganan ini memiliki rambut panjang. Aku jadi curiga nih, jangan-jangan si Inten orang asli Tenganan lagi, soalnya rambutnya panjang banget. Hahahaha #peace, Ten#

Tujuannya ke sana kan mau nyari tugas dan wawancara pihak pengelola. Ehh, ternyata pengelolanya lagi rapat gitu deh, akhirnya kita duduk menunggu di halaman depan. Karena bosan menunggu, kami (kecuali Meydi & Yudha) jalan-jalan keliling desa Tenganan untuk lihat-lihat dan foto-foto pastinya. Hhahaha. Setelah keliling-keliling, akhirnya kita ketemu satu spot yang keren banget buat berfoto. Bukan hanya itu aja, ternyata kita ketemu gaya baru buat berfoto, yaitu gaya superhero mau terbang gitu deh. Haha. Gaya itu tercipta karena tiba-tiba teringat sama gaya foto tamu Jepang yang pernah kita temenin dulu. Hahahaha

Setelah udah lelah berfoto, kita balik ke posisi semula, ternyata si Meydi & Yudha udah gag di posisi semula, mereka udah masuk dan terlihat sedang berbincang serius dengan sang Bapak pengelola. Tidak lama kemudian, mereka pun selesai berbincang dan kami segera melanjutkan perjalanan. Tujuan kami selanjutnya adalah *eng ii eng* cari makan. Sumpah, lapar banget loh, soalnya gag sempat makan sebelum berangkat tadinya. Dan tempat makan yang kami pilih adalah ayam betutu dan babi guling. #hmmm,, yummy. Slurrrrpppp# Karena sudah sangat lapar, makanan yang dipesan pun habis dalam sekejap mata. Hahaha

Perut sudah terisi penuh, berarti the journey must goes on. Tujuan kita selanjutnya adalah pantai. Yaa,, everyone likes beach, I guess. So do we!!! Udah jauh-jauh ke Karangasem, kayaknya kurang afdol deh kalo gag ke Blue Lagoon atau Virgin Beach yang terkenal itu. Akhirnya kita memilih ke Virgin Beach. Seperti perjalanan sebelumnya. Ternyata ke Virgin Beach juga kita harus tanya-tanya orang juga. hehe. Tapi, gag apa-apa. Malu bertanya kan sesat di jalan. Hahaha

Singkat cerita perjalanan panjang, akhirnya kita bisa ketemu juga petunjuk arah ke Virgin Beach nya. Masuk ke jalan tersebut awalnya lancar-lancar aja sih. Tapi, pas skitar 250 meter sebelum sampai di pantainya, ternyata jalannya belum aspal, masih berbatu dan cukup terjal. Aku degdegan banget, tapi si Inten yang nyetir biasa aja. But, no matter how hard the way, in the end we can see how beautiful the secret within. Terbayar sudah rasa lelah sepanjang hari itu saat mata dimanjakan dengan keindahan Virgin Beach. Rasanya seperti menemukan surga yang tersembunyi. Deburan ombak, pasir putih, awan biru, pulau karang dan semuanya yang terlihat sejauh mata memandang, telah menghipnotis kami terlelap dalam keindahan.
Dengan tidak berlama-lama lagi, kamipun mulai berfoto-foto karena itu merupakan agenda yang tidak boleh terlewatkan sedikitpun. Berfoto saja sebenarnya tidak cukup bagi kami. Hasrat untuk berendam sangat besar, sayangnya kami tidak membawa pakaian ganti. Jadi, keinginan untuk mandi laut dipending dulu ya. Haha

Setelah lelah berfoto dengan berbagai macam pose, akhirnya kami pun harus kembali ke dunia yang sebenarnya. Perjalanan pulang, kami lalui dengan melewati rute yang sama ketika datang. Di perjalanan, rasa kantuk pun mulai melanda ku. Entah kenapa, penyakit itu selalu saja datang menghinggapiku. Huaahhhh. Tiba-tiba di tengah perjalanan, di depan mata kami (aku & Inten) terjadi kecelakaan yang benar-benar membuat kami kaget. Bagaimana tidak, seorang bapak separuh baya jatuh dari motor yang dikendarainya karena tersenggol oleh truk yang melaju kencang. Bapak ini tergeletak di tepi jalan dengan posisi tengkurap. Jujur, kami berdua sempat shock dan tidak tau harus berbuat apa-apa. Masalahnya, truk itu melanjutkan perjalanannya begitu saja. Akhirnya kami menghentikan perjalanan sebentar untuk berusaha membantu bapak ini. Sambil Inten berusaha membangunkan bapak tersebut, saya mencoba cari pertolongan lain dengan menghentikan kendaraan yang lewat dijalan itu, karena tidak ada yang berhenti untuk menolong bapak itu selain kami berdua saja. Beberapa pengguna jalan yang saya mintai tolong, tidak ada yang mau menolong dan lewat begitu saja. Sampai ada seorang bapak dan istrinya yang berhenti dan mencoba menolongnya, barulah berdatangan orang lain untuk juga membantu. Syukurlah ada sebuah mobil pick up yang lewat dan membantu untuk membawa bapak itu ke rumah sakit terdekat. Sebenarnya saya sangat khawatir dengan keadaan bapak itu, karena saat kecelakaan tadi, keluar darah dari mulutnya dan terlihat dia mengalami benturan yang sangat keras. Semoga bapak itu akan baik-baik saja dan bisa ditangani dengan baik. *amin*

Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan kami kembali. Sesampai di Denpasar, aku berinisiatif untuk mampir makan jagung di Renon. Akhirnya kamipun mampir dan mengajak Rama & Ririn yang sudah terlebih dahulu sampai di kampus  untuk makan bersama. Sebenarnya sudah sejak lama kami merencanakan untuk makan jagung di tempat itu, namanya Jagung Sion. Dan tadi kesampaian juga makan bareng teman-teman ku ini di situ. Hehe

Akhirnya, perjalanan panjang kita hari ini ditutup dengan makan jagung bersama. Yeeeyyyy

Oke guys, sampai jumpa di perjalanan selanjutnya ya!!!