Sabtu, 07 November 2015

Perjalanan Meraih S.Par

Hai, ketemu lagi nih. Wah, kelihatannya blog ini sudah mulai berdebu deh.
Sebenernya ide untuk menulis itu sudah ada, tapi biasalah ngumpulin niat itu yang susah.
oke, mumpung sekarang niatnya udah ada, aku mau nulis sesuatu nih.
Yup, bulan September menjadi bulan penuh berkat bagiku (bukan berarti bulan lainnya tidak ada berkat ya). Bagaimana tidak? Dibulan itu aku bisa menuntaskan pendidikanku di tingkat strata 1. Woow, rasanya amazing banget. Perjalananyang aku tempuh sampai ke tahap itu, tentunya tidak mudah. Banyak proses yang dilewati. Mulai dari mengajukan proposal penelitian yang sudah mulai dibuat pada awal semester 8 yaitu bulan januari. Proposal itu akhirnya bisa diujikan pada 26 Februari 2015. Setelah itu, harusnya penelitian sudah bisa dimulai. Tapi, sama seperti menulis blog ini, yaitu ngumpulin niat itu susahnya minta ampun. Alhasil, 2 bulan berlalu begitu saja tanpa menghasilkan progres yang berarti. Aku pikir, mau jadi apa penelitianku kalau dibiarkan begitu saja seperti ini? Akhirnya pada bulan Mei aku memutuskan untuk mulai melakukan penelitian. FYI, penelitianku berlokasi di Jembrana Bali Barat, tepatnya di Desa Blimbingsari. Sedikit info ya, Desa Blimbingsari ini adalah salah satu desa wisata yang ada di Bali, dimana seluruh penduduknya beragama Kristen Protestan.
Proses penelitian berlangsung dengan sangat baik. Baik narasumber dan dosen pembimbing, semuanya sangat membantu proses penelitianku. Padahal kalo denger cerita orang-orang yang udah ngelewatin masa itu, mereka menggambarkan cerita horor dibalik penelitian dan penulisan skripsi.
Proses mencari informasi pada narasumber berjalan dengan baik, begitupun dengan proses bimbingan dan revisi. Semuanya berjalan dengan sangat baik. Setelah semua itu terlewati, akhirnya tibalah saatnya untuk menghadapi ujian skripsi.
Wooww, inilah salah satu fase yang paling mengkhawatirkan bagi setiap mahasiswa tingkat akhir. Banyak juga cerita horor dan mencekam dibalik ujian skripsi. Gambaran dosen yang begitu baik, tiba-tiba muncul menjadi sosok yang sangat menakutkan. Namun, bagaimana pun, fase ini harus dilewati, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. 27 Juli 2015 menjadi hari bersejarah bagiku. Semua gambaran yang menakutkan tentang ujian skripsi itu ternyata hanyalah cerita. Memang awalnya sangat deg-degan, tapi akhirnya bisa berjalan dengan baik. Cercaan pertanyaan demi pertanyaan dari dosen pun datang bertubi-tubi awalnya. Tapi bersyukurnya semua bisa terjawab dengan baik dan cukup memuaskan. Karena hujan pertanyaan yang aku dapat diawalnya, sehingga dosen penguji yang selanjutnya kehabisan pertanyaan dan hanya memberikan saran saja. Ahhhh,, akhirnya selesai juga ujian skripsi.
Selesai ujian skripsi, seperti biasa, ritual pembacaan hasil ujian.
Hasil ujianpun dibacakan dan betapa bahagianya hasil yang kudapatkan yaitu aku dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude dengan IPK 3,58. Woooww,, senang banget dengan hasil itu. Saking senangnya saat itu aku tiba-tiba merasa kenyang dan tidak ingin makan, padahal kalo boleh jujur saat itu perut sedang kosong-kosongnya. Tahap itu telah selesai akhirnya dilanjutkan dengan revisi-revisi untuk memperbaiki beberapa bagian yang salah.
Setelah semuanya selesai dilengkapi, akhirnya aku mulai mempersiapkan berkas-berkas untuk mendaftarkan wisuda. Wisuda kali ini ada batas kuotanya, sehingga kami yang sudah selesai sidang skripsi berlomba-lomba merebut sisa kuota yang ada. Di detik-detik terakhir tepatnya saat ulang tahunku tanggal 11 Agustus 2015, aku dan temanku Inten mendaftarkan diri untuk mengikuti wisuda bulan September. Pada saat itu, kuota yang tersisa hanya 28 orang saja. Akhirnya kami langsung menuju rektorat untuk menyetor berkasnya dan akhirnya kami masih mendapat kuota tersebut. huaaahhh,, akhirnya yaa..
Setelah sudah tahu pasti mendapat jatah wisuda, akhirnya kami mulai mempersiapkan pakaian untuk wisuda. Saat itu aku bingung mau menjahit kebaya seperti apa. Aku memutuskan untuk menjahit kebaya model kutu baru dengan warna peach yang digunakan saat yudisium dan warna hitam untuk wisuda.
Akhirnya saat yang tepat untuk menggunakan kebaya tersebut sudah tiba. tanggal 23 September 2015 saya menggunakan kebaya berwarna peach untuk yudisium dan pada 25 September 2015 menggunakan kebaya warna hitam. Betapa bahagianya kedua hari tersebut. Namun di balik kebahagiaan tersebut, ada sedikit kesedihan yang aku rasakan yaitu orang tua ku tidak bisa menghadiri hari bahagiaku tersebut :(
Tapi bersyukur masih ada teman-teman dan saudaraku di sini yang bisa menemaniku menikmati hari bahagia dalam hidupku.
Akhirnya proses penambahan gelar pada namaku pun sudah terlaksana dengan baik. Kini namaku menjadi "Cristina Ratu, S.Par".

Dalam proses panjang meraih gelar ini tentunya aku tidak melaluinya seorang diri. Banyak pihak yang berandil di dalamnya. Terutama ada Tuhan Yesus yang sudah membimbing sejak awal sampai akhir proses ini.
Jadi, dalam kesempatan ini ingin rasanya mengucapkan terima kasih yang begitu besar untuk Tuhan Yesus, orang tua, saudara, sahabat dan juga semua yang telah mendoakan ku.
Trimakasih semuanya, salah satu mimpiku kini sudah menjadi kenyataan dan bersiap untuk meraih mimpi lainnya :)







Jumat, 24 Juli 2015

Tak Akan Pernah Memilikimu

Di sela-sela kesibukanku dengan persiapan sidang skripsi ini, aku ingin menuliskan sesuatu yang mungkin sulit aku jelaskan pada orang-orang di sekitarku. Bukannya aku tidak mempercayai mereka, tapi aku benar-benar tidak tau harus memulai cerita dari mana dan aku tidak yakin mereka akan mengerti arah pembicaraanku nanti.


Aku memiliki sisi dalam diri yang tidak bisa ku kendalikan. Bisa dibilang, ini adalah sisi gelapku. Perasaan yang aku miliki terhadap seseorang sering kali mengendalikan seluruh jiwa dan ragaku. Aku rasa aku sudah cukup umur untuk merasakan apa yang dinamakan jatuh cinta. Tetapi aku salah. Aku menyadari bahwa ketika aku tidak bisa mengendalikan apa yang aku rasakan, maka sesungguhnya aku belumlah siap untuk merasakan jatuh cinta itu. Sesungguhnya aku sangat sulit untuk jatuh cinta pada seseorang. Tapi, ketika sekali saja aku sudah bisa merasakan itu, maka akan sulit bagiku untuk melupakan perasaan itu begitu saja. Itulah yang aku rasakan saat ini. Tidak ada yang salah memang dengan perasaan itu. Namun, kesalahan justru terletak pada orang yang aku sukai. Bukan bermaksud mengkambing hitamkan nya atau membenarkan diri ku. Tapi karena memang kenyataannya seperti itu. Aku seperti terjebak pada asumsi banyak orang bahwa jatuh cinta itu enak, bahkan t*i kucing rasa coklat. Yang aku rasakan malah sebaliknya, coklat rasa t*i kucing. Tapi, sebenarnya dia juga tidak sepenuhnya salah. Saat ini, kita memang berada begitu dekat. Tapi, keadaan dan jarak diantara kita yang terlalu jauh. Dia terlalu jauh untuk ku jangkau. Strata kami begitu jauh berbeda. Terkadang aku merasa begitu berani untuk mendekatinya. Tetapi terlalu sering aku merasa tidak pantas bersamanya. Kadang merasa yakin bahwa dia memang tercipta untuk ku, tetapi tidak jarang juga merasa bahwa dia tercipta untuk orang yang memang pantas untuknya. Sakit!! Ya, sangat!! Ketika semua hal dapat aku ubah, namun keadaan justru tidak dapat aku ubah sedikitpun, disitu aku merasa dunia tidak berpihak padaku. Ribuan penyesalan berkecamuk di pikiranku, terutama penyesalan akan keadaan ku saat jatuh cinta padanya. Aku merasa seperti orang mati yang bernafas. Paham ‘perbedaan itu indah’ kadang sedikit menghiburku ketika aku mulai membandingkan diriku dengannya. Tapi aku berpikir lagi, akankah menjadi indah ketika perbedaan kita menyatu? Mungkin paham itu tidak berlaku untuk kita. Aku terlalu pesimis dengan perasaan ini, karena perasaan ini benar-benar membuatku mabuk kepayang. Andai saja kamu memberikan sedikit saja signal positif untuk merespon perasaan ku, aku yakin aku akan sepenuhnya optimis dan mampu menghadang semua perbedaan yang membatasi kita. Tapi sayang, itu hanya hayalanku saja. Mungkin memang benar asumsiku, aku tak akan pernah memilikimu. A~G

Rabu, 22 Juli 2015

PLBK (Perasaan Lama Belum Kelar)

Perasaan ini semakin dalam rasanya.
Entah kenapa, perasaan yang dulu pernah aku rasakan dan telah aku kubur dalam-dalam, kini muncul kembali dan semakin menjadi-jadi. Aku tak tahu kepada siapa aku harus menyampaikannya. Mereka yang dulu menjadi tempatku berbagi rasa, kini telah jauh dan telah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sangat tidak mungkin jika aku menyampaikan langsung apa yang aku rasakan ini pada yang bersangkutan. Mau ditaruh dimana muka ku nanti. Apalagi aku seorang wanita, sangat tabuh untuk mengungkapkannya terlebih dahulu. Mungkin sebagian orang akan mudah mengungkapkan hal itu, tapi bagiku itu akan menjadi aib yang bisa kubawa seumur hidupku. Kebersamaan dan pertemuan kami yang intens menjadi pemicu munculnya perasaan itu kembali. Aku sangat bersyukur dengan kesempatan ini. Tapi, yang aku sesali adalah dimana aku merasa tersiksa dengan perasaan ini juga. Aku berusaha mengabaikan perasaan ini, tapi aku tidak dapat menipu diriku sendiri bahwa sebenarnya aku sedang berusaha mendapatkannya. Sering ku mencuri pandang padanya. Aku berusaha menarik perhatiannya padaku. Aku berusaha untuk selalu menahannya agar memperpanjang waktu kebersamaan kami. Memandangnya menjadi aktivitas yang paling aku gemari dan bercanda dengannya merupakan percakapan yang selalu aku idam-idamkan dalam hidupku. Dia begitu mempesonaku dan begitu menghipnotisku. Mendapatkan tatapannya saja bisa membuatku memegang rekor menahan kedipan terlama di dunia. Mendapat kesempatan memegang tangannya beberapa detik saja telah membuat jantung dan otakku membeku dan berhenti bekerja. Jiwaku seperti terpisah dari ragaku. Pikiran-pikiran logis sudah tidak aku miliki lagi. Yang ada dalam hati dan pikiranku hanya doa sederhana namun penuh harap dan iman bahwa aku ingin menggenggam tangannya lebih lama dari ini. Aku ingin menggenggamnya seumur hidupku. Dalam beberapa detik, doa itu saja yang kuucapkan berulang-ulang.
Aduh,, cukup sudah!!!!
Mau sampai kapan aku terus berkhayal?
Mau sampai kapan aku terus berharap?
Aku mencoba untuk menikmati masa-masa yang paling indah ini.
Tapi lagi-lagi, aku sadar bahwa jurang pemisah di antara kami begitu dalam. Status sosial kami begitu berbeda. Pijakan kami di dunia ini berbeda. Dia seperti berada di atas angin dan aku berada di dasar bumi paling dalam. Lagi-lagi aku merasa tidak pantas baginya. Aku bukanlah tipenya. Aku hanya secuil debu di matanya.
Ya Tuhan, apa aku berdosa jika menaruh perasaan ini baginya? Apa ini yang Engkau ingin aku rasakan? Kok rasanya tidak adil ya Tuhan?
Apakah dia orangnya? Aku butuh penjelasanmu Tuhan. Aku tidak bisa menyimpulkan sendiri dan aku tidak ingin membuang waktu akan apa yang tidak bisa menjadi milikkku. Mau sampai kapan aku tersiksa dengan perasaanku sendiri Tuhan?
Jika memang perasaan ini berasal dari-Mu, kuatkanlah aku. Jika bukan berasal darimu, maka biarkanlah perasaan ini mati dan hilang, Tuhan.

Aku menyerah dan pasrah L

Senin, 06 Juli 2015

Rindu Tak Sampai

Ahh,, kamu lagi.
Tiba-tiba mata ini tertuju pada namamu di monitor.
Ada apa dengan nama itu? Setiap aku melihat penggalan chat yang pernah kita lakukan, pikiranku langsung terbawa pada masa di mana aku merasa itu adalah masa paling indah dalam hidupku.
Tapi, harus sampai kapan pikiran ini dimanjakan dengan masa-masa itu?
Cukup sudah!!!
Aku sudah tak sanggup.
Tapi, aku juga tak sanggup melupakan itu begitu saja.
Entahlah,,,
Aku ingin menyapa mu terlebih dahulu, tapi aku takut.
Aku takut diabaikan. Aku takut dijawab seadanya. Aku takut kau merespon dengan terpaksa.
Kau tahu, aku ingin disapa terlebih dahulu. Ya, mungkin egoku mulai meningkat lagi. 
Hasrat ingin menyapamu tiba-tiba dikalahkan oleh ego ku yang begitu dasyat.
Aku tak dapat mengendalikan keduanya.
Tapi, kalo boleh jujur, aku menyimpan kerinduan yang begitu dalam padamu.
Aku tak tahu, apakah aku merindukan sosok mu atau aku rindu pada masa-masa saat kita bersama. Kalau aku rindu pada sosokmu, biarlah waktu yang akan mengantarkanku pada sosokmu di masa yang akan datang. Tapi, kalau aku rindu pada masa-masa saat kita bersama, kurasa tak ada yang dapat mengantarku pada masa-masa indah yang sudah lewat itu. Bahkan waktu pun tak akan sanggup mengatarkanku pada masa itu, karena sejatinya waktu tak dapat memutar kembali apa yang telah berlalu.
Kini, segala tentangmu hanya terukir indah di dalam hati dan pikiranku.
Kan kujaga itu dari segala sesuatu yang ingin menghancurkannya.
Aku juga sekarang sudah tahu apa yang harus aku lakukan ketika aku rindu padamu.
Membuka kembali ukiran yang tersimpan dan terselubung dengan indahnya di dasar hati dan pikiranku yang terdalam.
Meskipun kini kamu sudah menjadi milik orang lain, tetapi aku masih memiliki mu seutuhnya, meskipun hanya dalam alam bawah sadarku.
AKU MERINDUKANMU

Jumat, 03 Juli 2015

Setia Seperti AYUB

Ayub...
Kitab yang ada di perjanjian lama ini, benar-benar luar biasa menurutku.

Kisahnya sudah sangat sering aku dengar, tapi baru kali ini aku membacanya secara keseluruhan.

Seorang Ayub yang hidup dengan begitu salehnya di hadapan Tuhan, dibiarkan untuk diuji kesetiaannya kepada Tuhan oleh si Iblis. Iblis mengira bahwa Ayub setia kepada Tuhan hanya karena dia menerima banyak dari Tuhan dan dia ingin menguji kesetiaan Ayub tersebut.

Tuhan mengijinkan segala kemalangan menimpa Ayub dengan mengambil segala harta dan keluarganya. Tetapi yang terjadi adalah Ayub masih tetap menunjukkan kesetiaannya pada Tuhan. Si Iblis pun masih ingin tetap menguji kesetiaannya dengan merenggut kesehatan Ayub dan ia pun menderita barah yang busuk dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Betapa penderitaan yang begitu hebat Ayub alami. Namun, yang lebih hebat lagi adalah kenyataan bahwa ternyata Ayub masih tetap setia kepada Tuhan.

Kesetiaan inilah yang seringkali sulit bagi kita untuk mempraktekkannya. Jangankan untuk setia ketika kita mengalami kemalangan, bahkan setia ketika kita mendapatkan yang baik-baikpun juga masih menjadi pergumulan bagi kebanyakan kita. Namun, Ayub menunjukkan teladan kesetiaan yang begitu sempurna untuk kita.

Ujian atas kesetiaan Ayub tidak berhenti sampai di situ saja, karena istrinya pun meminta Ayub untuk berlaku serong terhadap Tuhan dengan meminta Ayub mengutuki Tuhan dan berhenti bertekun pada-Nya. Lihat!!! Bahkan orang terdekatnya pun masih memberikan kesempatan dan dukungan kepada Ayub untuk mengutuki Tuhan. Tapi, lagi-lagi Ayub tetap setia dan menggangap istrinya berkata-kata seperti perempuan gila. Sebagai manusia biasa, kita kadang merasa bahwa dukungan seperti yang diberikan oleh istri Ayub tersebut sebagai semangat dan hiburan untuk bangkit dari terpuruk serta menjadi ajang untuk mengkambing hitamkan pihak lain atas kemalangan yang kita alami.

Dalam kemalangan itu, Ayub masih tetap setia dan berkata :
“Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?”. 
Kata-kata itu seperti tamparan juga untuk kita, karena kita sering kali hanya siap untuk menerima hal-hal yang baik dalam hidup ini dan cenderung tidak siap untuk menerima hal-hal buruk. Dalam kehidupan sosial dengan orang lain, kita seringkali dengan mudahnya melupakan ribuan kebaikan yang sudah kita dapatkan hanya karena satu kesalahan yang kita terima dari seseorang.

Kemalangan yang menimpa Ayub tersebut membuat 3 orang sahabatnya prihatin dan ingin menghibur Ayub. Niat mereka yang ingin menghibur keadaan Ayub ternyata bukan berisikan kata-kata penghiburan atau mendukung kesetiaan Ayub terhadap Tuhan, namun mereka datang seperti para hakim di pengadilan yang sedang menjatuhkan hukuman terhadap seorang tersangka. Memang sahabatnya ikut menangis dengan kemalangan itu, tetapi mereka datang dan mempersalahkan Ayub. Mereka mempersalahkan bahwa kemalangan ini terjadi karena dosa-dosa yang sudah diperbuatnya. Bak seorang yang sudah jatuh dan tertimpa tangga pula keadaan Ayub saat itu. Sahabat yang seharusnya memberi penghiburan padanya, malah menjatuhkannya dengan kata-kata penghakiman terhadap Ayub. Bukanlah sebuah penghiburan yang Ayub dapatkan, tetapi malah kekecewaan yang diterimanya. Ayub kecewa terhadap sahabat-sahabatnya tersebut, tetapi Ayub tetap setia pada Tuhan.

Diakhir pasal dari kitab ini dikatakan bahwa Ayub tetap setia pada Tuhan dan Tuhan memulihkan keadaan Ayub. Ayub memperoleh kesehatannya, harta nya yang hilang didapatkannya kembali 2 kali lipat, ia mendapat kembali anak-anaknya yang sudah meninggal bahkan dikatakan bahwa anak perempuannya merupakan anak paling cantik di seluruh negeri bahkan Ayub masih tetap hidup 140 tahun dan ia masih dapat melihat kehidupan anak-anak dan cucu-cucunya sampai keturunan keempat.

Wooww,,, speechless!!!!!!

Betapa buah dari kesetiaan itu sangat manis.
Tuhan benar-benar tidak mengabaikan sedikitpun kehidupan orang yang setia.
Kemalangan yang tadinya datang bertubi-tubi, digantinya dengan sukacita yang melimpah-limpah.
Pertanyaan bagi kita :
masihkah kita enggan untuk berlaku setia? Atau kita malah tetap setia dengan ketidaksetiaan kita?

Jawabannya adalah :
tunjukkanlah!!! Karena jawaban yang terucap kadang tidak menjawab sebuah pertanyaan. J

Senin, 29 Juni 2015

Day-Dream

Kala itu pikiranku melayang ke dunia antah berantah. Entah apa yang aku pikirkan. Yang pasti, aku memikirkan dia. Iya, dia yang sangat sempurna. Kemana mata ini memandang selalu terlukis wajahnya. Kemana pikiran ini melayang selalu padanya. Kemana hati ini berpaut selalu padanya juga. Sayangnya, Mata ini tak cukup mampu menangkap seluruh rupanya. Otak ini tak mampu menampung segala memori tentangnya, Hati ini tak memiliki ruang yang cukup untuk menjadi persinggahannya. Segala keterbatasanku tak akan mampu menampung segala ketidakterbatasannya. Aku mencoba menghentikan pikiran liar ini untuk berhenti memikirkannya. Tapi apa daya, otakku tak bisa dihentikan dari rasa penasarannya yang besar. Aku rasa otak ini bukan sekedar penasaran padanya, tapi otak ini ingin menguji seberapa besar kemampuannya menangkap segala memori tentangnya. Ya, kuturuti saja kemana otak ini ingin berusaha. Aku yakin, sebentar lagi dia akan mengangkat tangan tanda menyerah pada keadaan. Lalu mata ini pun seolah beradu dengan rasa ingin tahu otak yang begitu besar. Lirikan liar yang dilakukannya membuatku salah tingkah dengan sekelilingku. Mata ini begitu nakal melirik segala sesuatu yang dipandangnya sebagai petunjuk keberadaannya. Mengendalikan tingkah liar mereka, membuatku lupa akan keberadaan sang hati yang paling dalam. Aku pikir, karena keberadaannya yang dalam membuat rasa penasarannya terkubur dalam juga. Tapi ternyata aku salah. karena kenyataannya justru dialah dalang dari segala tingkah liar sang otak dan mata. Rasa penasaran mereka yang besar ternyata muncul dari dalam hati. Aku menyesal mengabaikan kekuatan sang hati dalam mengendalikan sesuatu. Kini tenagaku sudah cukup terkuras untuk mengendalikan otak dan mata, sehingga aku tak mampu lagi mengendalikan tingkah liar sang hati. Aku membiarkan dia semakin menjadi-jadi dan mengendalikan segala organ tubuhku. Kini dia bukan hanya mengendalikan otak dan mataku, namun semua organ tubuhku berada dalam kendalinya. Aku bagaikan seonggok daging tak berarti. Kini, sosok yang aku dambakan sudah tak sesempurna yang aku bayangkan sebelumnya, karena begitu liarnya mereka mengendalikan daging tak berarti ini, sehingga tak mampu lagi melukiskan dia yang begitu sempurna. Akhirnya aku tersadar dari lamunanku. Aku kini sadari bahwa sejatinya tak ada yang sempurna di dunia ini selain daripada DIA. Bahkan di dunia alam bawah sadarku pun aku tak mampu melukiskan dia yang kuanggap sempurna. Hanya DIA seorang, ya DIA!!!!!

Selasa, 23 Juni 2015

LIVE

Carpe diem quam minimum credula postero
Petiklah hari dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok

_Frasa Latin_

Senin, 22 Juni 2015

11 Agustus 2014 di Ekasari

11 Agustus 2014. I wish it should be a wonderful day for me! Wah,, masuk tanggal bahagia ini, rasanya bahagia banget deh. Yups,, usia ku bertambah, tanggung jawab juga bertambah. Ulang tahun kali ini merupakan ulang tahun yang sangat berbeda dari ulang tahun sebelumnya. Soalnya, berada di tengah-tengah keluaga baru dan dalam suasana KKN. Bangun pagi, orang pertama yang ngasih ucapan selamat ulang tahun adalah Leoni, salah satu teman sekamar ku saat itu, karena Ida dan Veni waktu itu lagi ke Denpasar untuk ngurusin KRS di kampus (thank you Leoni :*). Selain itu, dari luar aku denger suara nya si Anggara dan TC ngetok pintu kamar dan ngasih ucapan selamat ulang tahun juga. Bukan hanya itu saja, ternyata di tangan Anggara, dia megang segelas susu putih. Katanya itu hadiah ulang tahun untuk ku (aauuhhh,, terharu banget.;) makasih Anggara).
My First Birthday Gift
Itu bukan merupakan susu pertama yang aku dapat selama di KKN, karena sebelumnya aku pernah disuguhkan susu oleh Andre dan Gung Rio. Hahaha. Tapi bedanya, susu yang dikasih sama Andre dan Gung Rio adalah hukuman yang mereka dapat karena kalah bermain kartu dengan teman2 cowok yang lainnya. Hahaha

Yaa, setelah aku mendapat ucapan selamat ulang tahun dari teman2 lainnya, aktivitas kami sebagai anak KKN tetap berlanjut. Saat itu, semua melakukan aktivitas KKN masing2. Ada yang ngajar mata pelajaran, ada yang ngajar gerak jalan, ada yang ke banjar buat bantuin persiapan perlombaan olah produk pangan lokal kelompok wanita tani. Aktivitas kami saat itu padat mulai dari pagi sampai sore. Bahkan setelah mandi sore pun, aktivitas berlanjut sampai malam, terutama cewe2 mempersiapkan dan menghias tempat untuk penataan perlombaan besok harinya. Ehh, ternyata surprise ulang tahun ku berlanjut di malam harinya. Saat lagi duduk2 dengan teman2 cewe yang lagi menghias, tiba2 TC datang membawa Pancake yang beisi lilin dan ucapan Happy Birthday untuk ku (uuhh,,how sweet it is, TC). Lalu aku ditarik ke tengah taman di depan penginapan kami. Belum juga aku meniup lilin tersebut bahkan make a wish juga belum loh, tiba2 sebutir telur mendarat di kepala ku (aarrrggghh, sakittt tauuukk!!! huhhuhu). Setelah itu, ternyata bukan hanya telur saja yang mendarat di kepala ku, terigu, gula, meses, kopi, teh dan air es pun disiram di atas ku. Woooww,, aku gag merasakan dinginnya malam itu, meskipun ditambah dengan air es yang disiram. Yang aku rasakan saat itu adalah terharu, bahagia, disayangi, dicintai dan amazing banget. Asli,, kalau ada kata2 yang bisa menggambarkan perasaan ku saat itu, maka kata2 itu adalah untuk kalian my second family.








Birthday Pose
Thanks God, my wish comes true. It was been wonderful day for me. Bahagianya hari itu. Setelah itu, yang pasti adalah sesi foto2 sama teman2. Itu sih wajib!! Hehe.. Setelah itu, akupun mandi dengan bersihnya. Mandi paling lama yang pernah aku lakukan juga adalah saat itu. Wkwkwkw. Trimakasih teman2ku. Jujur aku tidak akan melupakan hari itu. J

Esok harinya, teman-teman ku yang dari Denpasar balik kembali ke lokasi KKN, yaitu Veni dan Ida. Ternyata mereka bawain J.co untukku sebagai late birthday gift. (huhu,, maaci yauu Veni dan Ida. Enak banget. Soalnya gratis. Hiihihi)

Minggu, 21 Juni 2015

B U N Y I

hei kamu.
iya, kamu..
masa lalu ku..
siapa bilang aku belum move on?
jangan GR dulu.!!!
aku cuma ingin menyapamu saja, karena aku tidak mau kau anggap sombong.
aku cuma ingin mendengar, apakah kamu masih berdetak atau sudah hening. tidak lebih kok.
aku tidak mengharap kamu membalas sapaan ku. 
cukup perdengarkan saja bunyi detakanmu. 
masihkah bunyi itu semerdu dahulu?
masihkah menghasilkan sebuah lagu indah yang sering kita nyanyikan?
bila perlu aku ingin menjadikan ringtone untuk nada panggilan di telpon selularku.

ahh sudahlah...
ternyata kau sudah tidak berdetak lagi..
cukup bahagia mengetahuinya...

kuharap, ketika aku mendengar bunyi detakan yang sama disuatu hari kelak, itu bukan suara mu dan itu bukan lagumu.
dan kalaupun ternyata itu adalah kamu yang kembali dari mati surimu, aku harap kedatanganmu berbarengan dengan pendengaranku yang sudah tidak berfungsi lagi.