Senin, 26 November 2018

Crying Out Loud


Apa arti tangisan itu?
Aku menangis. Kamu menangis.
Kita sama-sama menangis.
Tapi, apa yang kita tangisi?
Aku menangis karena kebodohanku bersamamu.
Kamu menangis karena kebodohanmu bersamanya.
Untuk apa kita menangisi kebodohan itu?
Maukah kita berjanji untuk tidak menangis lagi?
Aku tau caranya.
Kita sudahi saja kebodohan ini.
Kebodohan mengajarkan kita untuk belajar, bukan menangis.
Aku capek menangis. Bukankah kamu juga?
Ayo berjanji untuk berjumpa kembali ketika kita sudah tidak bodoh lagi.

Sabtu, 05 November 2016

Unforgettable Summer in Australia

Melakukan perjalanan wisata di era modern seperti sekarang ini, bukan menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Berwisata bahkan sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia di era ini dan menjadi cara bagi mereka untuk menghabiskan waktu yang mereka miliki selain bekerja. Orang berlomba-lomba mengumpulkan pundi-pundi rejekinya untuk bisa menginjakkan kaki dan merasakan atmosfer yang berbeda dari tempat asalnya. Luar negeri menjadi salah satu pilihan lokasi wisata bagi kebanyakan orang. Paket-paket wisata ke luar negeri semakin hari semakin banyak ditawarkan oleh travel agent dengan berbagai promosi sehingga menarik bagi calon wisatawan.

Salah satu travel agent terkenal yang menawarkan wisata ke luar negeri yaitu H.I.S, yang mana memiliki 5 keunggulan dibandingkan travel agent lainnya. Keunggulan yang dimaksud adalah :
Pertama, kenyamanan servis, dimana mereka mendukung kebutuhan perjalanan pelanggannya, mulai dari tahap reservasi sampai kembali ke rumah. Kedua, H.I.S juga memiliki jaringan global yang memudahkan pelanggan mengakses sistem informasi dengan baik. Ketiga, menawarkan harga terbaik untuk hotel di manapun dan kapanpun diperlukan. Keempat, unggul dalam individual tour dimana mereka mampu mengatur perjalanan mulai dari akomodasi sampai transportasi, bahkan pemilihan tour dan pengurusan visa. Kelima, H.I.S unggul untuk perjalanan ke Jepang, karena memiliki 273 cabang di Jepang.

Ada pepatah menyatakan 'banyak jalan menuju Roma'. Kini dapat dikatakan bahwa ada banyak jalan juga untuk berwisata ke luar negeri, terutama bagi sebagian orang yang masih merasa bahwa bepergian ke luar negeri dengan modal sendiri masih hanya sebatas mimpi. Contohnya saya sendiri. Tahun 2015 merupakan tahun penuh rahmat bagi saya, karena untuk pertama kalinya dalam hidup, saya menginjakkan kaki di luar negeri. Bagi saya, luar negeri hanya berada dalam mimpi saya belaka yang pada saat itu baru menyelesaikan pendidikan strata 1 dan belum mempunyai penghasilan sendiri. Seolah mimpi yang menjadi kenyataan, menjelang akhir tahun 2015, saya mendapat kesempatan untuk pergi ke Australia selama 3 minggu dalam rangka mengikuti kursus singkat yang bertajuk 'Pariwisata Berkelanjutan' di Universitas Griffith, Gold Coast yang mana kursus ini dibiayai penuh oleh pemerintah Australia. Ketika itu, saya berangkat ke Australia bersama 26 teman lainnya yang juga mendapat kesempatan yang sama. Oleh karena kursus ini bertema pariwisata, maka dapat dikatakan bahwa kami belajar sambil wisata ke Australia.

Pendaratan pertama kami di Benua Australia adalah di Cairns yang terletak di timur laut Australia, tepatnya di negara bagian Queensland. Kami menghabiskan waktu seminggu di tempat ini, kemudian kami melanjutkan perjalanan dan menghabiskan sisa waktu selama 2 minggu di Gold Coast. Menjalani kehidupan di luar negeri membuat saya belajar banyak hal, salah satunya adalah budaya, dimana penduduk Australia sangat santai dalam hal menyapa seseorang, yaitu cukup dengan memanggil nama depan seseorang tanpa mempedulikan apakah usianya lebih tua atau tidak. Selain itu, penduduk Australia yang saya temui selalu menggunakan 3 kata ajaib maaf, tolong dan terima kasih dalam budaya percakapannya setiap hari.

Hal lain yang menakjubkan bagi saya ketika menginjakkan kaki di Asutralia, khususnya di Gold Coast yaitu sistem transportasi dan tata terib penduduk Australia dalam menggunakan akses jalan raya. Sistem transportasi di Gold Coast begitu tertata dengan baik dan mudah diakses oleh masyarakat bahkan untuk kami sebagai pendatang. Penggunaan transportasi umum seperti tram cukup mudah diakses, yaitu dengan registrasi kartu perjalanan sebagai tiket penggunaan tram yang akan diperpanjang setiap minggunya. Penggunaan kartu inipun sangat mudah,yaitu cukup menempelkan kartu tersebut pada mesin yang tersedia di setiap halte pemberhentian tram, ketika akan naik dan turun dari tram.
Kartu tanda penggunaan tram
Keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki di Australia sangat terjamin, dimana pejalan kaki selalu dinomor satukan ketika hendak menyebrang jalan dan tersedia jalan khusus bagi pejalan kaki dan juga bagi pengguna sepeda.
Pejalan kaki diutamakan
Ketika berkunjung ke suatu tempat, kurang lengkap rasanya jika tidak mencoba makanan khas dari tempat tersebut. Begitupun yang saya alami ketika berada di Australia. Sejujurnya, perut saya sudah terbiasa dengan nasi, jadi mencari nasi di Asutralia adalah salah satu kegiatan wajib yang saya lakukan, bahkan teman-teman lain juga melakukan hal yang sama. Tapi, tidak ada salahnya mencoba hal lain yang tidak bisa kita temui di daerah kita sendiri. Makanan khas yang bisa ditemukan di Gold Coast adalah menu sarapan roti panggang yang dioleskan dengan vegemite dan sedikit mentega, telur atau lembaran keju. Yang menjadikan menu sarapan pagi ini spesial adalah vegemite yang tampak seperti selai coklat, tapi memiliki rasa asin dan agak pahit karena terbuat dari ragi, garam dan mineral. Siapapun yang ke Australia, wajib mencoba menu ini, karena memiliki sensasi yang sangat khas di lidah.
Vegemite

Makanan khas lain yang tentunya akan sulit ditemukan di daerah asal kita adalah steak kanguru. Sebagian besar masyarakat Australia mengkonsumsi daging kanguru. Daging ini biasanya dibakar setengah matang, kemudian ditaburi dengan saus manis dan dapat dikonsumsi dengan salad atau kentang goreng sebagai pelengkapnya. Makanan ini akan dengan mudah ditemukan di restoran-restoran yang ada di Gold Coast.
Steak kangguru
Gold Coast merupakan salah satu pusat pariwisata Australia, sehingga tidak heran jika terdapat banyak tempat menarik yang menjadi objek wisata. Dengan garis pantai sepanjang 57 kilometer, Gold Coast memiliki objek wisata yang terkenal yaitu Surfers Paradise, dimana itu merupakan dunia bagi para peselancar. Di tempat itu, saya mendapat kesempatan untuk belajar surfing yang diajarkan langsung oleh pengajar dari Get Wet Surf School, salah satu sekolah surfing di Gold Coast.
Kelas surfing
Salah satu pengalaman menarik yang tidak terlupakan selama di Gold Coast adalah kesempatan makan malam sambil menonton kehidupan ala pedesaan Australia dan pertunjukan berkuda di High Country Legends. Sebelum pertunjukan dimulai, kami menikmati para penyanyi membawakan lagu-lagu country. Selain itu, kami juga bisa berkeliling arena dan melihat berbagai macam souvenir yang dijual, serta mengunjungi kandang yang terdapat kuda-kuda perkasa di dalamnya. Ketika pertunjukan dimulai, kami diberikan topi ala penunggang kuda dan kami tidak diperkenankan merekam pertunjukan tersebut.
High Country Legends
Bagi para pecinta aktivitas yang memacu adrenalin, Skypoint Observation Deck dapat dicoba selama berada di Gold Coast. Petualangan yang memacu adrenalin selama 90 menit memanjat bangunan setinggi 270 meter itu akan terbayar lunas ketika sampai di puncak dan menikmati pemandangan Gold Coast 360 derajat dari udara.
Skypoint
Menikmati dunia bawah laut Australia dapat dilakukan juga di Sea World Gold Coast, dimana merupakan salah satu tempat wisata yang menarik di Gold Coast. Di tempat ini kita dapat menikmati pertunjungan mamalia laut dan juga bagus untuk edukasi tentang penyelamatan dan rehabilitasi mamlia laut yang terluka atau sakit.
Atraksi mamalia laut

Gold Coast juga menyuguhkan wisata alam seperti di taman, yaitu Gold Coast Botanical Garden. Di taman ini, pengunjung bisa masuk secara gratis untuk melihat bermacam tanaman lokal, bunga, bahkan taman kupu-kupu. Selain itu, di taman ini juga menyediakan fasilitas bagi pengunjung terutama bagi yang ingin bertamasya bersama keluarga, tersedia picnic area termasuk perlengkapan memanggang.
Gold Coast Botanical Garden

Melewati 3 minggu musim panas di Australia begitu berarti bagi saya dan teman-teman yang mendapat kesempatan itu. Secara iklim, kita dengan mudah bisa beradaptasi karena temperatur yang sama dengan Indonesia. Selain itu, makanan yang sesuai dengan perut dan lidah kami orang Asia, cukup mudah ditemukan di Gold Coast. Rasanya 3 minggu berada di sana masih kurang untuk mengeksplor Australia, khususnya Gold Coast lebih lagi. Berharap suatu saat bisa memiliki kesempatan untuk menikmati liburan musim panas di Gold Coast lagi.

https://www.facebook.com/HISTravelIndonesia


ENJOY YOUR SUMMER IN AUSTRALIA

#HISAustraliaTrip 

Selasa, 25 Oktober 2016

Finding My Biggest "WHY"

There are six well known question words in linguistic field. There is a formula as well to call them, that is 5W+1H which are consisted by What, When, Where, Who, Why and How. All of those question words need an answer. But which one the hardest question? Talk about difficulty, i think it’s relative, depends on situation and person who get that question. If you are a learner in an education institute, that question maybe around something that you learn and the answer is around you as well. But, what if the question is about something that you can’t imagine? I mean, it will take a lot of time to get the correct answer or even the right answer. Personally, i have a question that i think hard to find the answer. It’s about FUTURE or other people called DREAM...

Talk about future or dream is not easy, but it still interesting to talk because people can build a beautiful imagination about their future. They create their own life and it’s always more beautiful than their real life of course, because nobody wants a bad future. It’s okay, it’s their own authorities. Actually, nobody knows what will happen in the future even in a second later. However, everyone has planned every single things of their future and doesn’t care whether it will come true or not. Whether something is reached or not depends on what people do for that. There are two types of person based on the way of reaching their dream. First type is person who dream and still sleep on their beatiful dreaming. People like this are enjoy their beautiful dream and don’t want to leave their bed. They make their dream more and more beautiful and they forget their real life. The last type is person who dream and never forget to wake up and make their dreams come real. People like this live in two worlds, they live in their dream and they living their dreams as well. Which type are you?

Normally, people have ever become both of those types and it’s natural. For you who is the first type (talk to myself), you have to answer a question. For me personally, this question is the hardest question that i have ever gotten.

WHY DO YOU WANT TO REACH YOUR DREAM?

It looks simple. That’s true. It’s a simple question. How about its answer? Is it simple as well? Unfortunately, it is not. Factually, almost all questions that are started with question word ‘WHY’ always hard to find the answer, because that question needs a long answer which is followed by some reasons and explanation. Everyone has their own style to answer that question, so do i.

I try to crosscheck myself why am I reaching my dream, and I found that i want to make people who I love proud of me, those are my father, mother, brothers and sister. No more than that. I believe, when people who i love proud of me, it is the real achievement that I can reach. Believe it or not, they can be our reason to stand up when the world knocks us down and they can be our alarm to remind us for wake up from our beautiful dream and make it real immediately.

That’s my biggest WHY. What’s yours?


Find your biggest WHY and wake up from your dream!

Kamis, 04 Agustus 2016

Mengasihi Seperti Bibi

Tiba-tiba pikiran ini melayang pada memori 13 tahun yang lalu. Seorang wanita yang lebih dari separuh baya usianya. Dia memperkenalkan dirinya padaku, dan akupun melakukan hal yang sama. Dia memintaku memanggilnya Bibi. Kami melakukan komunikasi dua arah dengan baik. Tinta dan kertas menjadi saksinya. Jarak dan waktu membuat kami tidak bisa saling tatap dan menyalurkan Kasih melalui sentuhan antar kulit. Namun, komunikasi yang kami lakukan tidak mengurangi kehangatan yang ingin kami bangun dalam hubungan itu. Gambar diri kami menjadi satu-satunya cara untuk bertemu dan melihat rupa kami masing-masing. Sungguh sebuah perjuangan bagi kami untuk bertemu dan bercerita. Tapi, kami sangat menikmati itu. Lembaran demi lembaran dipenuhi oleh cerita kami yang seakan tak ada habisnya untuk diceritakan. Potret diri kami terbang melewati lautan dan benua. Kami melihat perkembangan yang terjadi pada diri kami masing-masing dari waktu ke waktu. Dia semakin tua dan akupun mulai berkembang dari anak-anak yang bisa dikatakan ingusan menjadi lebih mengerti. Doa demi doa teruntai dari bibirnya. Dukungan demi dukungan menjadi motivasi bagiku untuk berjuang. Kami berdua tahu jelas bahwa hidup yang akan kami jalani hari demi hari tidak menjadi lebih mudah. Perhatian demi perhatian saling bertukar antar kami. Materipun tidak menjadi pertimbangan besar baginya. Pound Sterling demi Pound Sterling digelontorkannya untukku. Tidak ada kesan materialistik yang ia anggap padaku. Harapannya adalah Pound Sterling itu dapat berubah menjadi masa depan cerah seorang anak yang saat itu masih ingusan namun penuh dengan mimpi-mimpi besar yang sepertinya sulit untuk menjadi nyata.
Dia memperkenalkan ku pada dunianya. Dunia yang belum pernah aku temukan sebelumnya. Dunia yang begitu hangat namun tidak terlepas dari yang namanya problematika. Orang-orang yang ada disekitarnya pun tidak luput dari perkenalan denganku. Lagi-lagi kertas dan tinta mengukir cerita demi cerita dengan mereka. Kami sangat menikmati hubungan itu dan cara kami menjalin hubungan.
Hari demi hari, Bulan demi Bulan bahkan tahun demi tahun berlalu dengan cepatnya. Dia semakin menua dan akupun beranjak dewasa. Cerita yang kami bagikan bukan lagi mimpi-mimpi yang ingin diraih, tapi sudah berupa wujud nyata dari mimpi-mimpi yang pernah kami ukir.
Sampai pada satu saat 3 tahun silam ketika kabar itu sampai di telingaku. Dia pergi!!! Ya, untuk selamanya, orang yang dengannya aku berbagi cerita dengan begitu detail harus pergi. Ternyata ucapan Natal yang dia ucapkan adalah berita terakhir yang aku dapat darinya. Ungkapan singkat agar memiliki Natal dan tahun baru yang membahagiakan bersama saudara seiman adalah coretan terakhir yang ia tuliskan untukku.
Sedih memang. Terpukul juga, iya. Tapi, satu hal yang dipelajari dari kehidupannya adalah KASIH.  Dia mengajarkan kasih yang begitu luar biasa padaku. Bukan hanya mengajarkan, tapi dia menjadi teladan Kasih itu sendiri. Tanpa harus mengenal lebih dalam dan tatap muka, dia mampu menunjukkan Kasih tanpa syarat itu. Dia begitu menghidupi Kasih yang Tuhan Yesus ajarkan.
Akhirnya aku menyadari bahwa Kasih bukan hanya berupa materi yang kita berikan, tapi lebih dari itu yaitu doa yang tulus dan perhatian serta dukungan  yang diberikan kepada orang-orang yang kita kenal dengan baik ataupun tidak kita kenal sama sekali.
Sampai pada akhir hidupnya, hampir semua impian kami terwujud, kecuali satu mimpi yang tidak akan pernah terwujud yaitu "Bertemu".
Dia memang sudah pergi, tapi dia selalu ada dalam hati dan setiap doaku.
Meneladani kasihnya adalah salah satu cara membuatnya tetap hidup dan dekat denganku.
Trimakasih sponsorku, Bibi Barbara Spanner 😘

Minggu, 26 Juni 2016

Sang Pemimpi

Aku menobatkan diriku sendiri sebagai sang pemimpi.
Bagiku, mimpi bukan hanya sekedar bunga tidur, yang kadang diingat kadang tidak.
Bagiku mimpi adalah hidupku. Aku hidup dalam mimpi dan aku menghidupi mimpiku. Hidup dan mimpi tidak bisa terpisahkan. Mereka adalah kesatuan yang membuatku ada. Ketika aku hidup tanpa mimpi, maka itu tidak layak kusebut kehidupan.
Aku ingin terus hidup. Oleh karena itu aku terus bermimpi. Aku tak tahu apa jadinya jika aku tidak bermimpi.
Aku bangga menjadi sang pemimpi. Semua hal yang terjadi pada ku, tidak lepas dari apa yang aku pernah impikan. Memang hal yang terjadi tidak selalu Indah. Tapi percayalah mimpi buruk akan segera berakhir.
Aku percaya semua impian akan menjadi nyata.

Senin, 20 Juni 2016

Titik (.)

Aku tak tau apa itu Cinta.
Yang aku tau saat kau bilang 'aku Cinta kamu' padaku, syaraf-syaraf dalam tubuhku kesemutan seperti lidah yang mengecap soda.
Ya.. kamu datang dengan begitu saja dalam hidupku. Mengisi salah satu lembaran hidupku yang masih begitu bersih.
Aku mencoba membiarkanmu memulai coretan titik pada lembaran yang masih putih bersih itu. Aku melihat coretan itu dan kupikir, Indah juga goresan tanganmu. Lalu kubiarkan kau lanjut mencoret dan menulis berbagai rasa dalam lembaran itu. Aku menengok lagi dan wow, makin Indah saja goresannya. Detik demi detik goresanmu makin memenuhi lembaran itu.
Tunggu! Aku ingin memastikan seberapa luas lembaran Cinta yang kumiliki dalam hidupku. Lalu kutengok, dan tidak ketumakan batas akhir dari lembaran ini. Akhirnya aku membiarkanmu melanjutkan tulisanmu itu.
Tulisan-tulisan yang kau tuliskan itu semakin memiliki arti dan makna yang mendalam. Sampai-sampai aku merasa bahwa aku sudah terbiasa dan sulit untuk terlepas dari goresan tanganmu. Tanpa disadari tulisan-tulisan yang kau goreskan itu kini bukan hanya tentang hal-hal Indah, bahkan hal-hal yang menyakitkan dan memilukan pun sudah kau goreskan. Aku sama skali tidk menyadari itu. Aku sudah sangat terlena dengan goresanmu. Aku seperti sudah dibutakan oleh tinta-tinta Cinta yang kau warnai dalam lembaran putih yang tadinya hanya dimulai oleh sebuah titik. Kini, aku berusaha untuk menghapus bagian-bagian yang menurutku menyakitkan, karena aku pikir mungkin kamu keliru menuliskannya karena kamu sudah terlalu asik mencorat-coret.
Tapi, tidak!!! Tunggu dulu!!! Ketika aku memalingkan wajah ke arahmu, aku melihat dengan begitu jelas bahwa kau menulis semua ini dengan penuh kesadaran. Tidak ada aroma kekeliruan dalam penulisan ini. Lalu, apa maksud tulisan-tulisan menyakitkan yang sudah kau tuliskan itu??? 
Apakah kamu sedang belajar menulis dengan menggunakan media lembaran hidupku? Kenapa harus aku yang kau pilih sebagai medianya? Kenapa bukan yang lain? Kau tau, menulis dalam lembaran hidup seseorang tidak semudah menulis di atas pasir yang akan dengan gampang terhapus oleh deburan ombak!!!
Kini aku memengang tanganmu, dan dengan sangat hati-hati aku memandumu untuk menyudahi tulisanmu dengan tanda titik. Karena kau telah mengawali dengan titik, kini kisahmu pun harus diakhiri dengan titik. 
Carilah lembaran lain yang bisa kau jadikan media untukmu belajar menulis. Dan ketika kau sudah sukses belajar menulis dengan indahnya, maka aku siap membuka kembali lembaran baru untukmu menulis lagi. Karena saat ini, aku juga ingin belajar untuk siap menerima tulisan-tulisan menyakitkan dalam lembaran hidupku.
Karena sejatinya hidup adalah belajar.
Selamat belajar untuk kita!!!

Sabtu, 07 November 2015

Perjalanan Meraih S.Par

Hai, ketemu lagi nih. Wah, kelihatannya blog ini sudah mulai berdebu deh.
Sebenernya ide untuk menulis itu sudah ada, tapi biasalah ngumpulin niat itu yang susah.
oke, mumpung sekarang niatnya udah ada, aku mau nulis sesuatu nih.
Yup, bulan September menjadi bulan penuh berkat bagiku (bukan berarti bulan lainnya tidak ada berkat ya). Bagaimana tidak? Dibulan itu aku bisa menuntaskan pendidikanku di tingkat strata 1. Woow, rasanya amazing banget. Perjalananyang aku tempuh sampai ke tahap itu, tentunya tidak mudah. Banyak proses yang dilewati. Mulai dari mengajukan proposal penelitian yang sudah mulai dibuat pada awal semester 8 yaitu bulan januari. Proposal itu akhirnya bisa diujikan pada 26 Februari 2015. Setelah itu, harusnya penelitian sudah bisa dimulai. Tapi, sama seperti menulis blog ini, yaitu ngumpulin niat itu susahnya minta ampun. Alhasil, 2 bulan berlalu begitu saja tanpa menghasilkan progres yang berarti. Aku pikir, mau jadi apa penelitianku kalau dibiarkan begitu saja seperti ini? Akhirnya pada bulan Mei aku memutuskan untuk mulai melakukan penelitian. FYI, penelitianku berlokasi di Jembrana Bali Barat, tepatnya di Desa Blimbingsari. Sedikit info ya, Desa Blimbingsari ini adalah salah satu desa wisata yang ada di Bali, dimana seluruh penduduknya beragama Kristen Protestan.
Proses penelitian berlangsung dengan sangat baik. Baik narasumber dan dosen pembimbing, semuanya sangat membantu proses penelitianku. Padahal kalo denger cerita orang-orang yang udah ngelewatin masa itu, mereka menggambarkan cerita horor dibalik penelitian dan penulisan skripsi.
Proses mencari informasi pada narasumber berjalan dengan baik, begitupun dengan proses bimbingan dan revisi. Semuanya berjalan dengan sangat baik. Setelah semua itu terlewati, akhirnya tibalah saatnya untuk menghadapi ujian skripsi.
Wooww, inilah salah satu fase yang paling mengkhawatirkan bagi setiap mahasiswa tingkat akhir. Banyak juga cerita horor dan mencekam dibalik ujian skripsi. Gambaran dosen yang begitu baik, tiba-tiba muncul menjadi sosok yang sangat menakutkan. Namun, bagaimana pun, fase ini harus dilewati, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. 27 Juli 2015 menjadi hari bersejarah bagiku. Semua gambaran yang menakutkan tentang ujian skripsi itu ternyata hanyalah cerita. Memang awalnya sangat deg-degan, tapi akhirnya bisa berjalan dengan baik. Cercaan pertanyaan demi pertanyaan dari dosen pun datang bertubi-tubi awalnya. Tapi bersyukurnya semua bisa terjawab dengan baik dan cukup memuaskan. Karena hujan pertanyaan yang aku dapat diawalnya, sehingga dosen penguji yang selanjutnya kehabisan pertanyaan dan hanya memberikan saran saja. Ahhhh,, akhirnya selesai juga ujian skripsi.
Selesai ujian skripsi, seperti biasa, ritual pembacaan hasil ujian.
Hasil ujianpun dibacakan dan betapa bahagianya hasil yang kudapatkan yaitu aku dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude dengan IPK 3,58. Woooww,, senang banget dengan hasil itu. Saking senangnya saat itu aku tiba-tiba merasa kenyang dan tidak ingin makan, padahal kalo boleh jujur saat itu perut sedang kosong-kosongnya. Tahap itu telah selesai akhirnya dilanjutkan dengan revisi-revisi untuk memperbaiki beberapa bagian yang salah.
Setelah semuanya selesai dilengkapi, akhirnya aku mulai mempersiapkan berkas-berkas untuk mendaftarkan wisuda. Wisuda kali ini ada batas kuotanya, sehingga kami yang sudah selesai sidang skripsi berlomba-lomba merebut sisa kuota yang ada. Di detik-detik terakhir tepatnya saat ulang tahunku tanggal 11 Agustus 2015, aku dan temanku Inten mendaftarkan diri untuk mengikuti wisuda bulan September. Pada saat itu, kuota yang tersisa hanya 28 orang saja. Akhirnya kami langsung menuju rektorat untuk menyetor berkasnya dan akhirnya kami masih mendapat kuota tersebut. huaaahhh,, akhirnya yaa..
Setelah sudah tahu pasti mendapat jatah wisuda, akhirnya kami mulai mempersiapkan pakaian untuk wisuda. Saat itu aku bingung mau menjahit kebaya seperti apa. Aku memutuskan untuk menjahit kebaya model kutu baru dengan warna peach yang digunakan saat yudisium dan warna hitam untuk wisuda.
Akhirnya saat yang tepat untuk menggunakan kebaya tersebut sudah tiba. tanggal 23 September 2015 saya menggunakan kebaya berwarna peach untuk yudisium dan pada 25 September 2015 menggunakan kebaya warna hitam. Betapa bahagianya kedua hari tersebut. Namun di balik kebahagiaan tersebut, ada sedikit kesedihan yang aku rasakan yaitu orang tua ku tidak bisa menghadiri hari bahagiaku tersebut :(
Tapi bersyukur masih ada teman-teman dan saudaraku di sini yang bisa menemaniku menikmati hari bahagia dalam hidupku.
Akhirnya proses penambahan gelar pada namaku pun sudah terlaksana dengan baik. Kini namaku menjadi "Cristina Ratu, S.Par".

Dalam proses panjang meraih gelar ini tentunya aku tidak melaluinya seorang diri. Banyak pihak yang berandil di dalamnya. Terutama ada Tuhan Yesus yang sudah membimbing sejak awal sampai akhir proses ini.
Jadi, dalam kesempatan ini ingin rasanya mengucapkan terima kasih yang begitu besar untuk Tuhan Yesus, orang tua, saudara, sahabat dan juga semua yang telah mendoakan ku.
Trimakasih semuanya, salah satu mimpiku kini sudah menjadi kenyataan dan bersiap untuk meraih mimpi lainnya :)